Search This Blog

Saturday, October 31, 2020

Review Seni Berbicara Pada Anak Panduan Mendidik Anak “Tanpa NGEGAS”



 Reviewer         : Syarif Faisal

Judul Buku      : Seni Berbicara Pada Anak Panduan Mendidik Anak “Tanpa NGEGAS”

Penulis            : Joanna Faber & Julie King

Penerbit           : BIP Kelompok Gramedia

Tahun Terbit   : 2020

Jumlah Halaman : 401

Tanggal Review : 1 November 2020

 

Isi Review Buku :

 

Anak merupakan generasi yang menggantikan peran generasi sebelumnya dalam segala bidang kehidupan. Untuk itu penting menyiapkan peran anak sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat. Persiapan itu dimulai dari kehidupan keluarga yang mengayomi dan membimbing anak sebagai makhluk sosial. Memanusiakan anak sebagai mahkluk sosial bermula dari interaksi orang tua kepada anak. 

Interaksi komunikasi sangat perlu di pelajari sehingga kita sebagai orang tua dapat memahami keinginan dan pikiran anak. Interaksi komunikasi kepada anak tidak lah mudah, dengan pikiran yang menganggap orang tua sebagai pemegang kendali setiap perilaku anak. Seharusnya orang tua menganggap anak sebagai manusia yang mengisi keseharian hidup-Nya. Persepsi anak sebagai manusia akan membantu kita menempatkan pentingnya memahami perasaan anak. Setiap tindakan anak berada dalam proses perkembangan diri. Sehingga akan mempengaruhi kita dalam memahami penyampaian informasi anak tersebut. Informasi yang terpenting adalah memahami perasaaan anak sehingga anak dapat berperilaku dengan baik. 

Hal ini lumrah karena kita juga perlu memiliki perasaan baik sehingga dapat berperilaku dengan baik. Buku ini membahas serta menceritakan kepada kita bagaimana memahami perasaan anak dari berbagai peristiwa yang terjadi pada anak. Setiap peristiwa memiliki cara tersendiri dalam memahami dan merespon perasaan anak.

Untuk itu terdapat poin penting perlunya memahami perasaan anak ini, hal itu adalah :


1. Semua perasaan bisa diterima. Sebagian tindakan harus dibatasi.

2. Tahan keinginan untuk menanyai anak yang sedang jengkel.

3. Akui perasaan dengan kata-kata

4. Alui perasaan dengan tulisan

5. Akui perasaan dengan perhatian tanpa suara

6. jangan ubah pilihan menjadi ancaman

7. Hargai dulu apa yang sudah anak lakukan, sebelum mendeskripsikan apa yang masih perlu ia lakukan

8. Saat mengungkapkan kemarahan atau kekecewaan, gunakan kata “saya”, hindari kata “kamu”.

9. Gambarkan perasaan anda

10. Bertindak tanpa menghina

11. Deskripsikan yang anda lhat.

12. Mengganti hukuman dengan solusi yang lebih damai dan efektif

13. Tunjukan kepada anak cara memperbaiki kesalahan

14. Hargai setiap konflik yang ada. Jangan sekali-kali mengecilkan masalah.

15. Tuliskan semua idenya tanpa menilai apapun

16. Kadang-kadang, mengakui perasaan bisa lebih banyak menolong daripada memberi pujian

17. Berikan kepada anak, gambaran baru tentang dirinya

18. Deskripsikan kemajuan

19. Masuk ke dunia mereka

20. Biarkan anak memegang kendali

 

Hal – hal penting disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada anak. Poin yang sangat penting adalah memahami dan merespon perasaan Anak.

#Read Review Share
#One Month One Book

Wednesday, September 30, 2020

Review Orientasi Baru Supervisi Pendidikan


 

Reviewer         : Syarif Faisal

Judul Buku      : Orientasi Baru Supervisi Pendidikan

Penulis            : Prof. Dr.H. Mukhtar, M.Pd. & Dr. Iskandar, M.Pd.

Penerbit           : Referensi (Gaung Persada Press Group)

Tahun Terbit   : 2013

Jumlah Halaman : 306

Tanggal Review : 30 September 2020

 

Isi Review Buku :

 

Dalam menunjang perubahan perkembangan zaman maka diperlukan orientasi baru dalam dunia pendidikan. Melihat pendidikan secara global dan memerinci ke bagian-bagian tertentu akan terjalin integrasi skala teknis dan idealis. Secara global pendidikan adalah suatu sistem. Sistem yang membentuk suatu nilai. Nilai yang diperlukan individu dalam kehidupan bermasyarakat sebagai individu sosial. Pendidikan sebagai suatu sistem maka terdapat dua aspek yang harus di lihat oleh civitas dalam ranah pendidikan tersebut.

Aspek yang dimaksud adalah aspek secara makro dan mikro. Aspek secara makro melingkupi Manajemen dan organisasi. Secara manajemen terdapat fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol. Secara organisasi harus mengedepankan struktur organisasi ramping dan multi fungsi. Aspek secara mikro meliputi kurikulum, siswa, biaya, fasilitas dan tenaga pendidikan. Berbagai fungsi mikro ini harus menunjang dua hal yaitu guru dan siswa. Fungsi yang menunjang guru akan membentuk dan menuntut guru lebih inovatif dan kreatif dalam mengacu kepentingan siswa. Kepentingan siswa disini adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk individu mandiri yang dapat hidup bermasyarakat.

Sistem pendidikan yang bekerja tersebut diperlukan pemantauan melalui supervisi. Fungsi supervisi dalam sistem pendidikan untuk melihat, meng-evaluasi, dan merekomendasikan celah-celah kekurangan dari sistem yang berjalan. Supervisi juga mempertimbangkan aspek perkembangan zaman atau dunia yang menuntut secara langsung atau tidak langsung ouput dari sistem pendidikan yang bermutu. Seseorang yang dapat dan bertanggung jawab dalam melaksanakan supervisi di ranah pendidikan adalah kepala sekolah dan pengawas sekolah. Kepala sekolah memantau dari pelaksanaan sistem pembelajaran yang dilaksanakan melihat dari aspek mikro sistem pendidikan. Sedangkan pengawas melihat keseluruhan sistem yang berjalan.

Supervisi dengan orientasi paradigma baru tidak menempatkan supervisor sebagai pengawas yang tugasnya melihat kekurangan dan hanya menyampaikan kekurangan sistem. Supervisor dalam paradigma baru harus lebih menempatkan dirinya sebagai rekanan pelaksana pembelajaran. Supervisor yang menempatkan dirinya sebagai rekanan akan terjalin munculnya rasa kebersamaan dalam menghadapi kekurangan dan permasalahan dalam dunia pendidikan. Paradigma pendidikan bersifat humanis akan sangat  eksis dalam perkembangan zaman karena dunia pendidikan adalah dunia memanusiakan manusia bukan menjadikan manusia output dan outcome yang memiliki label sama. Humanis tersebut harus diawali dari memanusiakan guru sebagai pendidik bukan sebagai pekerja.  

#Read Review Share
#One Month One Book

Tuesday, August 18, 2020

Review Buku "Creative Learning"

 Reviewer         : Syarif Faisal

Judul Buku      : Creative Learning

Penulis            : Sri Narwanti, S.Pd

Penerbit           : Familia Pustaka Keluarga

Tahun Terbit   : 2011

Jumlah Halaman : 175

Tanggal Review : 18 Agustus 2020

 

Isi Review Buku :

 

Menjadi guru kreatif merupakan kemenarikan dari proses belajar mengajar. Kreatif ini dibangun dari sesuatu yang sederhana membentuk sesuatu yang baru. Kesederhanaan yang merupakan unsur yang sudah ada saling melengkapi menjadi hal yang baru. Secara garis besar kreatif merupakan perpaduan dari sesuatu yang sudah ada. Menjadi seorang guru juga terbentuk dari hal yang sederhana. Berupa kemampuan-kemampuan dasar yang membentuk pribadi guru. Kemampuan dasar guru seperti :

1. Kemampuan individu

2. Kemampuan Sosial

3. Kemampuan Pedagogik dan

4. Kemampuan Profesional

Kemampuan – kemampuan inilah yang membentuk standar jati diri guru. Perpaduan dari kemampuan-kemampuan ini secara mumpuni akan membentuk guru menjadi pribadi yang menarik dan menyenangkan. Maka hal yang baru berupa kreatifitas akan muncul dari pribadi-pribadi guru serta menghasilkan kreatifitas yang unik dari masing-masing guru.

“Lou Anne Johnson menyatakan, para pedagang handal seringkali mencatat tiga besar kriteria untuk sukses, lokasi, lokasi, dan lokasi. Para guru yang efektif seringkali mencatat tiga besar kriteria bagi keberhasilan mereka yaitu persiapan, persiapan, dan persiapan.

Persiapan juga menjadi pondasi untuk menumbuhkan dan meningkatkan empat kemampuan dasar guru. “Perencanaan yang matang tentunya diwujudkan pula dalam penyelesaian administrasi pembelajaran yang matang. Perangkat administrasi guru meliputi kalender pendidikan, program tahunan, program semester, rencana pelaksanaan harian, buku pelaksanaan harian, presensi siswa, catatan hambatan belajar siswa, daftar buku pegangan guru dan siswa, analisa KKM, kisi-kisi soal, soal-soal ulangan, buku informasi penilaiaan, analisis butir soal, analisis hasil ulangan, program pelaksanaan perbaikan dan pengayaan, daftar pengembalian hasil ulangan, buku ulangan bergilir, daftar nilai, laporan penilaiaan akhlak mulia dan kepribadiaan siswa, buku tugas terstruktur, buku tugas mandiri”

Keinginan besar guru menjadikan peserta didiknya melebihi kemampuannya, sehingga peserta didiknya mampu dan bermanfaat bagi orang lain. Peserta didik memiliki kemajemukan kemampuan yang harus di perhatikan guru sehingga peserta didiknya bisa mengembangkan kemampuan yang menonjol pada dirinya. “Dr Howard Gardner, profesor pendidikan di Harvard University, menghadirkan teori Multiple Inteligence/ Keceradasan Majemuk, antara lain :

1. Kecerdasan Linguistik / bahasa

2. Kecerdasan logika matematika

3. Kecerdasan gerak

4. Kecerdasan spasial

5. Kecerdasan suara

6. Kecerdasan intrapersonal

7. Kecerdasan interpersonal

8. Kecerdasan naturalis

#Read Review Share
#One Month One Book

Friday, August 7, 2020

Review Buku "HATI-HATI DENGAN THE POWER OF KATA-KATA KARENA KATA-KATA ITU MENCIPTA 'TRANCE'."

 Reviewer         : Syarif Faisal

Judul Buku      : HATI-HATI DENGAN THE POWER OF KATA-KATA KARENA KATA-KATA ITU MENCIPTA “TRANCE”

Penulis            : MARDIGU WP

Penerbit           : SANTARA MEDIA

 

Tahun Terbit   : 2019

Jumlah Halaman : 244 halaman

Tanggal Review : 2 Agusutus 2020

Isi Review Buku :

 

Kata-kata memberikan pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Kata-kata bisa mengubah kehidupan manusia. Kata-kata memiliki pengaruh ilmiah secara psikologi. Urutan dalam mempengaruhi dalam kata-kata yaitu : Forcing, Priming, Trance, dan Wealth.

1.      Forcing

Forcing adalah memasukkan data ke benak seseorang walaupun dia tidak mau atau tidak tahu. Mengubah realita dalam benak seseorang menjadi realita baru sesuai dengan keinginan kita sebagai pemrogram. Caranya dengan menggunakan kalimat tajam dan tidak punya lebih dari satu arti.

2.      Priming

Priming merupakan proses kelanjutan dari forcing. Forcing priming adalah pemusatan perhatian pada produk dan jasa anda yang anda arahkan dengan sengaja. Dalam pemusatan perhatian kita memerlukan membangun citra diri.

3.      Trance

Pandangan hidup menjadi pondasi dalam mejalani kegiatan sehari-hari. Pandangan dan reaksi kita terhadap kejadian dalam hidup kita ditentukan oleh dasar-dasar pemikiran kita sendiri. Segala hal yang ada di dunia ini harus dipahami dahulu agar bisa dimengerti, salah satunya dengan releasing tanpa ada logika mengendalikan amarah. Keadaan diri secara fisik akan mempengaruhi psikologis seseorang yang akan mempengaruhi kepercayaan dirinya serta ucapannya.

4.      Wealth

Value diri seseorang sangat berpengaruh pada persepsi diri. Risiko dalam kehidupan berbanding lurus dengan kebahagiaan yang akan didapatkan. “Semakin tinggi risiko yang anda ambil, semakin banyak uang yang bisa anda dapatkan”. Fisiologi mempengaruhi pikiran bawah sadar dan emosi. Keseimbangan fisiologi mempengaruhi pengambilan keputusan. Dalam dunia pikiran, apa yang di pikiran terbanyak, itulah magnet dominan yang akan menarik apa pun kedalam diri seseorang. Pikiran itu netral, mana yang paling banyak diisi atau diputar ulang di otak itulah kumparan yang lebih besar. Semua kejadian yang terjadi pada kita, itu kita sendiri yang menariknya. Pikiran dan perasaan anda akan membawa anda pada tindakan –tindakan yang kemudian anda ambil, dan akan menentukan hasil yang nantinya akan diperoleh.   

 

#Read Review Share
#One Month One Book

Review Buku "Ki Hajar Dewantara 'Pemikiran dan Perjuangannya'."

Reviewer             : Syarif Faisal

Judul Buku          : Ki Hajar Dewantara “Pemikiran dan Perjuangannya”

Penulis          :           Suhartono Wiryopranoto

Prof. Dr. Nina Herlina, M. S,

Prof. Dr. Djoko Marihandono,

Dr. Yuda B Tangkilisan

Tim Museum Kebangkitan Nasional

Penerbit         :           Museum Kebangkitan Nasional

Direktorat Jenderal Kebudayaan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Tahun Terbit      : 2017

Jumlah Halaman : 205 halaman

Tanggal Review : 18 Juni 2020


Isi Review Buku :

Dalam buku ini akan terdapat beberapa tulisan dari para pakar sejarah mengenai sosok Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara merupakan sosok Pemikir dan Pejuang dalam kemerdekaan Indonesia. Keinginan besar dari Ki Hajar Dewantara atau Suwardi Suryaningrat adalah bangsa Indonesia terbebas dari penjajahan kolonialisme. Suwardi Suryaningrat bersama dengan pejuang lainnya seperti Cipto Mangunkusumo dan Setyabudi Danudirja mendirikan partai politik Indische Partij dalam menampung aspirasi masyarakat Indonesia dari segala golongan untuk terbebas dari kolonialisme. Perjuangan nya pun di hadang oleh pemerintah Hindia Belanda karena dapat membangkitkan jiwa nasionalisme masyarakat Indonesia. Selain melalui politik perjuangan Suwardi Suryaningrat akhirnya melabuh ke pendidikan. Menurut beliau bangsa Indonesia tidak akan dapat terbebas dari penjajahan jikalau sumber daya manusia Indonesia belum terdidik menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mencapai tujuan tersebut maka cara mencapainya melalui pendidikan. Satu bagian pendidikan yang diutamakan Suwardi Suryaningrat adalah penggunaan bahasa. Bangsa Indonesia memiliki bahasa sendiri yaitu bahasa Indonesia, sehingga penggunaan bahasa Indonesia harus di bumikan untuk mengganti peran bahasa belanda yang sudah membumi di masyarakat intelektual Indonesia. Dengan penggunaan bahasa Indonesia maka akan timbul rasa cinta tanah air dan bangsa bagi masyarakat Indonesia. Merdeka belajar juga sudah di gagas oleh Ki Hajar Dewantara melalui pendidikan humanis, kerakyatan dan kebangsaan. Sistem merdeka belajar ini juga termaktub dalam sistem pengajaran “Pasal 1 dan 2 tentang dasar kemerdekaan setiap orang untuk mengatur dirinya sendiri. Ini dimaksudkan agar murid-murid berperasaan, berpikiran, dan bekerja merdeka dalam tertib bersama. Pasal 1 termasuk kodrat alam dan kemajuan berjalan kodrati alias evolusi. Dasar ini yang mewujudkan sistem “among”, artinya guru-guru meski di belakang tetapi mempengaruhi dan memberi jalan kepada anak didik untuk berjalan sendiri. Inilah yang kemudian terkenal dengan istilah “Tut wuri handayani”. Selain itu, guru bisa memotivasi dan menginovasi pikiran murid dan sekaligus memberi contoh”. Dari pasal-pasal tersebut sudah tercermin pendidikan merdeka oleh Ki Hajar Dewantara. Pendidikan tersebut di sesuaikan dengan karakteristik masyarakat timur.  

 #Read Review Share

#One Month One Book


 

Review Buku "Ki Hajar Dewantara Pendidik Bangsa yang Merakyat"

 

Reviewer : Syarif Faisal

Judul Buku : Ki Hajar Dewantara Pendidik Bangsa yang Merakyat

Penulis : Wahjudi Djaja

Penerbit : Cempaka Putih

Tahun Terbit : 2018

Jumlah Halaman : 52 halaman

Tanggal Review : 26 Mei 2020


Isi Review Buku :

“Siapa yang tak kenal sosok yang satu ini, beliau merupakan pahlawan nasional yang dinobatkan pada tahun 1959 atas dedikasi dalam bidang pendidikan di negeri ini. Dalam buku ini menceritakan perjuangan nya dalam bidang pendidikan bangsa ini, serta dasar perjuangan tersebut untuk menjadikan bangsa ini menjadi lebih baik lagi serta dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain.

Perjuangan yang di lakukan oleh Suwardi Suryoningrat atau lebih dikenal Ki Hajar Dewantara ini untuk terbebasnya bangsa indonesia dari penjajahan kolonial belanda. Suwardi Suryoningrat merupakan bangsawan Yogyakarta yang masih keturunan Sultan Hamengku Buwono II. Beliau dari keturunan bangsawan sehingga dapat mengenyam pendidikan yang sulit di dapatkan oleh masyarakat pada umumnya. Beliau juga sempat mengenyam pendidikan guru mengambil Akta Guru Eropa di Belanda. Di Belanda inilah Suwardi berkenalan dengan tokoh-tokoh pendidikan seperti Friedrich Frobel, Maria Montessori, dan Rabindranath Tagore. Dari berkenalan dengan tokoh-tokoh pendidikan tersebut Suwardi menerapkan pendidikan yang Humanis Tertib sebagai antimeanstream dari pendidikan yang diterapkan oleh kolonial pada saat itu serta pendidikan Humanis Tertib sangat cocok dengan karakter Bangsa Indonesia.

Pandangan perjuangan Suwardi yang menginginkan kesetaraan Sosial dan Politik bagi bangsa Indonesia, mengambil jalan perjuangan melalui pendidikan karena menurut-Nya dengan Pendidikan bangsa Indonesia bisa mencapai kesetaraan sosial dan politik tersebut dimata bangsa lain. Maka Suwardi bersama Istrinya Sutartinah mendirikan Taman Siswa dengan Penerapan Sistem Among (Menjaga, Membina dan Mendidik Anak dengan Kasih Sayang). Mengetahui maksud berdirinya sekolah Taman Siswa ini maka Belanda mengambil kebijakan penutupan Sekolah Liar (Sekolah yang tidak berdasarkan kurikulum belanda). Suwardi mengirim telegram ke Gubenur Hindia Belanda dnegan menyatakan melawan sekuat-kuatnya dan selama-lamanya dengan cara diam. Cara diam ini merupakan perlawanan dengan menanamkan ideologi bangsa dalam sistem pendidikan, tidak melawan seacara fisik tetapi dengan penguatan ideologi bangsa. Akhirnya kebijakan sekolah liar ini dicabut pada tahuan 1934.

Pada masa kemerdekaan Suwardi diangkat menjadi Menteri Pendidikan pertama kali yang menekankan pada masa jabatan beliau ini untuk mengubah pendidikan kolonial menjadi pendidikan kebangsaan.”

#Read Review Share
#One Month One Book

Review Buku "Sifat Puasa Sunnah Nabi"

                                  Reviewer : Syarif Faisal

Judul Buku : Sifat Puasa Sunnah Nabi

Penulis : Abu Muhammad Ibnu Shalih bin Hasbullah

Penerbit : Ibnu ‘Umar

Tahun Terbit : 1432 H

Jumlah Halaman : 64 halaman

Tanggal Review : 24 April 2020


Isi Review Buku :

“Sebagai seorang muslim kita mesti mempelajari dan memahami bagaimana puasa sebagai salah satu ibadah itu dilaksanakan. Pelaksanaan puasa tidak hanya menahan lapar sahaja, tetapi mesti kita mengetahui dasar pelaksannanya yang di sandarkan kepada Rasulullah Shalallhu ‘Alaihi Wasallam. Buku ini lebih kepada pembahasan puasa Sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah Shalallhu ‘Alaihi Wasallam, walaupun terdapat penjelasan keutamaan puasa Ramadhan dibanding bulan yang lainnya.”

“Buku ini juga terdapat pembahasan kekeliruan pelaksanaan puasa yang dilaksanakan sebagaian kalangan umat islam. Para Ulama menjawab kekeliruan-kekeliruan tersebut sehingga umat dapat melaksanakan puasa sesuai dengan petunjuk yang benar. Sebagai contoh kalangan umat memperbanyakan puasa selain puasa ramadhan di bulan rajab. Padahal Rasulullah melaksanakan puasa lebih banyak berpuasa pada bulan Sa’ban daripada bulan lainnya tetapi hanya bulan Ramadhan satu bulan penuh.”


#Read Review Share
#One Month One Book

Review Buku "Psikologi Kognitif"

 Reviewer : Syarif Faisal

Judul Buku : Psikologi Kognitif

Penulis : Robert L. Solso, Otto H. Maclin, & M. Kimberly Maclin

Penerbit : Erlangga

Tahun Terbit : 2008 (Edisi Kedelapan)

Jumlah Halaman : 522 halaman

Tanggal Review : 22 April 2020


Isi Review Buku :

“Buku ini sangat bagus untuk dibaca terutama oleh para pendidik. Memahami bagaimana caranya informasi dapat masuk dan bertahan dalam pikiran manusia. Manusia memiliki proses yang sangat kompleks dalam pikirannya. Perhatian, pengulangan, mengkaitkan, penyimpanan jangka pendek, penyimpanan jangka panjang, pembauran informasi, pembusukan informasi, dampak stress dalam memori, memanggil memori yang tersimpan, pengolahan informasi, analisis informasi, solusi permasalahan, dan tahapan kreatifitas. Kompleksitas yang terjadi dalam pikiran manusia dapat terjadi sepersekian detik ditinjau dari aspek neurosains. Menyadari hal ini kita dapat mengerti proses informasi yang terjadi pada diri kita maupun orang lain. Terutama pada peserta didik, sehingga kita tidak akan cepat membagi keadaan kogntitif peserta didik jika melihat dalam bentuk tes saja. Terdapat aspek evaluasi yang harus diperdalam sehingga kita dapat mengetahui proses mana dari kompleksitas yang mengalami gangguan.”

“Kompleksitas ini juga coba dipahami manusia dari mesin yang diberi program oleh manusia, sehingga terdapat kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang tidak lagi hanya dimiliki oleh manusia sebagai makhluk cerdas. Perkembangan kecerdasan buatan ini dapat mengantarkan mesin melebihi manusia. Tetapi tidak semua aspek kecerdasan melebihi atau bahkan bisa menyamai manusia. Jika  melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi sekarang ini maka manusia tidak lagi berkompertisi dengan sesama manusia. Manusia berkompetisi dengan mesin ataupun manusia yang bisa menguasai mesin tersebut. Hal ini dapat kita lihat dalam kemajuan perkembangannya diawali dari kecerdasan buatan, jaringan antar mesin, penyimpanan data yang besar, dan penguasaan perekonomian melalui tekhnologi. Secara nyata hal tersebut merupakan Artificial Intelligence, Internet of Things, Big Data, dan Financial Technology.”


#Read Review Share
#One Month One Book



Thursday, January 9, 2020

Inspirasi Pendidikan




Pendidikan adalah proses untuk tercapainya tujuan. Pendidikan yang efektif akan menekankan kepada pembelajaran terus-menerus. Belajar memerlukan kesadaran dari objek yang di didik. Peserta didik yang berperan sebagai objek haruslah sadar bahwa berada dalam proses untuk tercapainya tujuan. Kesadaran pada peserta didik diawali oleh pintu pengetahuan. Setiap peserta didik memiliki otoritas sendiri dalam membuka pintu pengetahuan tersebut. Sang Guru bisa mengetahui pintu tersebut sudah terbuka atau belum jika peserta didik memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Untuk mencapai keadaan perhatian atau atensi tersebut, bisa melalui dua tindakan yang akan menghasilkan produk saling berlawanan. Pertama adalah perintah dan kedua inspirasi. 

Perintah akan mempercepat atensi itu tercapai tetapi belum tentu itu berasal dari kesadaran peserta didik boleh jadi itu berasal dari  otak reftil yang juga terdapat pada manusia. Peng-aktifan ini akan memicu perlindungan atau perlawanan. Perlindungan bisa berbentuk ketakutan. Sehingga perintah yang disampaikan lebih besar menghasilkan ketakutan atau perlawanan pada peserta didik bukan kesadaran. 

Atensi yang berasal dari kesadaran bisa di dapatkan melalui proses inspirasi. Inspirasi tidak akan memicu aktifnya  otak reftil pada manusia. Hal ini akan mengakibatkan tidak timbulnya respon rasa takut atau perlawanan. Inspirasi akan berdampak kepada atensi yang terbuka pada peserta didik. Kecepatan terbukanya atensi ini tergantung pada individu peserta didik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyampaian pengetahuan oleh guru dapat di awali dari terbukanya atensi melalui INSPIRASI